Senin, 5 Juni 2023

Mari Mengenal Apa Itu Marpangir, Tradisi Masyarakat Tapanuli Selatan Sambut Ramadhan 2023

- Selasa, 21 Maret 2023 | 18:52 WIB
Tradisi Marpangir khas Masyarakat Tapanuli Selatan Sambul Puasa Ramadhan 2023 (Facebook/Rosnaini Nasution)
Tradisi Marpangir khas Masyarakat Tapanuli Selatan Sambul Puasa Ramadhan 2023 (Facebook/Rosnaini Nasution)

KILATTAPANULI.COM - Dalam menyambut puasa Ramadhan 1444 H /2023 sebagian masyarakat Tapanuli Selatan (Tapsel) dan sekitarnya akan melakukan kegiatan Marpangir.

Lantas apa itu Marpangir yang sudah menjadi tradisi warisan nenek moyang keturunan Batak Angkola dan Mandailing?.

Marpangir identik dengan merayakan dan menyambut bulan puasa Ramadhan agar semakin meriah dan suci.

Tradisi Marpangir ini dilakukan ketika h-1 menjelang puasa Ramadhan, atau pada petang hari terakhir di bulan Syaban.

Baca Juga: Pelaku Pembacokan Kades di Tapsel Akhirnya Tertangkap

Dilansir dari berbagai sumber, Marpangir memiliki sebuah tujuan untuk membersihkan diri dan membuat badan harum ketika memasuki bulan suci Ramadhan.

Dimana sebagai umat islam, Ramadhan haruslah disambut dengan penuh gembira dan kesucian, oleh karena itu Marpangir dilaksanakan untuk menciptakan badan yang bersih.

Biasanya masyarakat Tapsel melakukan Marpangir dengan membasuh badan mereka di sungai-sungai, kolam pemandian.

Salah satu warga Tapsel asal Sidimpuan, MS Siregar ketika ditanya sudah berapa lama kegiatan marpangir ini bermula, dirinya mengatakan itu adalah sebuah tradisi yang dilakukan turun temurun untuk menyambut bulan Suci Ramadhan.

Baca Juga: 12 Link Twibbon Ucapan Menyambut Bulan Ramadhan 2023. Bingkai Keren dan Simpel Cocok Diposting di Media Sosial

Ia juga mengatakan bahwa pada zaman dulu Marpangir menggunakan bahan-bahan unik yang membuat tubuh menjadi harum.

Seperti daun sereh wangi, daun jeruk purut, daun pandan, daun nilam, mayang pinang, akar udara, akar sitanggis, dan jeruk purut.

Bahan-bahan tersebut dirajang terlebih dahulu, kemudian dijemur, dan direbus. Kemudian airnya akan dibasuh ke badan untuk menciptakan rasa harum.

"Kalau dilihat dari zaman orang tua kita udah ada marpangir, itu sudah seperti tradisi, pergi ke sungai mandi kalau zaman dahulu tidak memakai sampo melainkan habelu, pandan, akar wangi, jeruk, sembari dengan membawa nasi untuk makan bersama keluarga," ungkap MS Siregar.

Halaman:

Editor: Tanzielal Aziezir

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X